Kue Lampi Kuliner Khas Haloban
 |
| Kue Lampi dan segelas air teh. Foto: Dok. Pribadi Riyon Karang Linon |
Kue ini dicetak dalam sebuah wadah "talam" dengan bentuk melingkat atau persegit empat. Kemudian dikukus. Setelah itu, baru dipotong-potong persegi genjang.
Kue ini disebut sebagai 'Kue Lampi' karena kue ini memiliki warna yang dilapis-lapis, seperti warna merah-putih-merah-putih. Karena warna yang berlapis-lapis inilah masyarakat setempat menyebutnya 'Kue Lampi".
Kue ini memiliki bahan dasar tepung beras. Rasa kenyal dan enaknya akan sangat terasa bila anda menggigit sekali saja makanan ini.
Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Desa Haloban dan Asantola bahwa menjadikan 'Kue Lampi' sebagai salah satu kue yang dimasak apabila ada acara adat, misalnya acara adat menikah, sunat rasul maupun kenduri.
 |
| Kue Lampi Foto: Dok. Pribadi Riyon Karang Linon |
Acara-acara adat seperti ini dilakukan secara gotong-royong, bersama-sama. Bila ada acara di Desa Haloban, maka wajib bagi masyarakat Haloban memanggil masyarakat Asantola begitu juga sebaliknya.
Di sini yang dimaksud adalah, si tuan rumah akan memanggil para undangan yang berada di desa tetangganya untuk menghadiri acara yang akan dilangsungkan di kediamannya.
Ini sudah menjadi tradisi di Desa Haloban dan Asantola. Sebab, kedua desa ini memiliki kesamaan adat, agama serta mata-pencaharian.
Kedua desa ini terletak dalam satu daratan saja. Antara Desa Haloban dan Asantola tidak bisa dipisahkan, baik adat, agama mapun mata-pencaharian.
 |
| Kue Lampi Foto: Dok. Pribadi Riyon Karang Linon |
Kue ini memang sudah banyak beredar di daerah kepulauan banyak, Aceh Singkil, bahkan daerah lain di Nusantara. Namun, yang menjadi pembeda adalah, kue ini menjadi salah satu menu pada acara-acara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Haloban dan Asantola.
Jika anda ingin merasakan kenikmatan dan kelezatan 'Kue Lampi' ini, segera datang ke Pulau Banyak Barat.
Komentar
Posting Komentar